Bromo-ku
Kau lukis jutaan bintang di langitmu
Kala hawa dingin merasuk
Teteskan embun di pucuk-pucuk pinus meranggas
Namun sayang kabut sembunyikan sisi keindahanmu yang lain
Hingga saat fajar menyingsing
Sibakkan cantikmu berbingkai lautan pasir
Aku rindu padamu Bromoku
Masihkah kau seindah dulu
Dua tahun lalu saat aku pertama kali menyapamu
(1 day before road to Bromo, 31-12-09)
Di Sana Bukan Tempatku Lagi

Di
sini aku
Menyusuri
jalan basah dari sisa-sisa guyuran hujan
Melaju
tanpa arah
Tak
tau kemana tujuan
Yang
ku tau hanyalah terus melaju
Ku
belokkan motorku menuju gerbang kampus
Menyapa
semburat kosong gazebo
Dan
bundaran depan rektorat
Lalu
melintasi bumi abang biru arek mesin
Kini
ku berhenti di persimpangan
Memandang
jauh kedua tempat itu
Tempatku
dulu habiskan sisa waktuku
Inginku
kesana sekedar curahkan rindu
Namun
langkah terhenti
Di
sana bukan tempatku lagi
Malang,
25-12-09, 18:06
(Detik-detik
menjelang lengser dari organisasi,
Seperti
kehilangan separuh jiwa)
Pancake Lophe-Lophe ala Chef Neira Yumeko^^
Chef Neira Yumeko is back!! :)
Kali ini saya akan membagikan resep cukup simple tapi lagi nge-trend gara-gara pesona akang Ji Hoo Sunbae di drama Korea BBF.
Apakah itu?
Yup, bener banget, pancake!
Biar terkesan "beda" kita buat yang versi lophe-lophe yuk..
Bahan:
- Tepung kue Pondan Pancake & Crepes Mix
- Air
- Margarin
- Meses
- Gula halus
Alat:
- Teflon anti lengket
- Spatula/soletan
- Sendok sayur
- Cetakan pan cake berbentuk love
Cara membuat pancake:
- Campurkan Pondan Pancake & Crepes Mix dengan air (secukupnya), lalu aduk dengan spatula/soletan hingga merata, tambahkan gula sesuai selera
- Olesi cetakan pancake dengan margarin secara tipis, ratakan ke seluruh bagian cetakan
- Panaskan teflon anti lengket dengan api sedang, letakkan cetakan pancake di atasnya, lalu panaskan margarin
- Panggang pancake dengan cara menuangkan 1 sendok sayur adonan ke dalam cetakan. Balikkan pancake bila telah terbentuk gelembung-gelembung di seluruh permukaan
- Setelah pancake matang di kedua sisi, angkat kemudian tiriskan
- Sajikan pancake dengan meses dan gula halus, atau bisa juga diganti dengan sirup maple atau madu
- S-e-l-e-s-a-i..
Cobaan Menjelang Umurku Yang Ke-21
Bismillah,
Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah untuk kita semua.
Sabtu tengah malam aku tiba di kotaku tercinta. Kali ini bukan pulang dengan keriangan, tapi kesedihan. Sedih, ketika menyadari sang ayah tercinta terkulai lemas dalam sakitnya. Kepulanganku yang kujadwalkan hanya 3 hari ini, memang untuk menunjukkan bhaktiku sebagai seorang anak. Setidaknya berusaha ada di samping ayah, di saat-saat terberat yang kini sedang dilaluinya.
Kemarin pagi, saat aku masih terlelap dalam tidur lelahku, karena mabuk perjalanan yang kali ini membuatku trauma, sosok ayah mendatangiku, mengusap lembut wajahku, seraya berkata:
"Kamu nggak apa-apa, Nak? Khan ayah udah bilang, nggak usah pulang nggak apa-apa."
Hatiku sesak mendengar suara ayah. Ku raih telapak tangannya, lalu menciumnya dengan penuh rasa sayang.
"Ayah cepet sembuh ya."
Bisa dibilang aku memang anaknya yang paling dekat. Satu-satunya anak perempuan yang paling ia sayang. Ayah bukan hanya berperan sebagai orang tua bagiku, tapi juga teman tempatku menumpahkan semua cerita senang dan sedihku. Dan ketika melihat ayah yang terkulai lemas tak berdaya karena sakitnya ini, jujur aku merasa kehilangan sosoknya yang riang. Aku yang biasanya cuap-cuap cerita apa saja ke ayah, kini hanya bisa sejenak terdiam. Diam dalam kelunya bibirku sendiri.
Beberapa jam yang lalu, di ruang tengah.
Ayah, seperti biasa, tergeletak lemas di sofa depan tv. Selimut tebal menutupi tubuhnya yang meriang. Ibu masih berkutat dengan tugas-tugas kantornya. Sedangkan adek-adekku, duduk di sebelah ayah, dan aku, memandangi ayah dari sofa di seberangnya.
"Iing, selamat ulang tahun ya, mau minta kado apa??."
Suara ayah terbata-bata, mengucapkan kalimat demi kalimat yang seolah menusuk hatiku. Rasanya air mata ini sudah memenuhi pelupuk mataku, dan sebentar lagi akan jatuh. Sialnya suasana hati membuat bibirku kelu tuk berucap.
"Hmm, masih selasa kok, Be! Iing nggak minta apa-apa, pengen Babe cepetan sehat lagi, do'anya aja moga bisa ke Jepang, Amin. Nggak mungkin juga khan minta dicariin suami, haha.", Aku mencoba tertawa mencairkan suasana.
Bagiku, ultahku kali ini adalah ultah tersedih di sepanjang 21 tahun perjalanan hidupku. Hari ulang tahun yang setiap tahun hampir selalu aku lalui dengan orang-orang yang aku sayangi dan orang-orang yang menyayangiku, kini, dengan kelapangan hati, harus ku terima kenyataan bahwa aku melewatkannya sendirian.
Kalau saja bisa, pasti akan ku tukar separuh kebahagiaanku di umurku yang ke-21 ini dengan sembuhnya ayah. Karena kado yang terindah di ultahku yang ke-21 ini adalah kesembuhan ayahku tercinta. Sungguh, aku hanya minta itu, Ya Allah. Ku harap Engkau mengabulkannya. Kembalikan keceriaan keluarga kami.
Quotes of the day:
"Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi semenit, sejam, sehari ataupun setahun yang akan datang. Yang kita tau hanyalah kepastian yang kita dapatkan pada detik ini. Maka dari itu, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa membahagiakan ayah dan ibu. Berikan mereka cinta dan kasih sayang seperti yang telah mereka curahkan untuk kita."
Semoga kesempatan itu akan selalu ada^_^
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment