Cobaan Menjelang Umurku Yang Ke-21
Bismillah,
Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah untuk kita semua.
Sabtu tengah malam aku tiba di kotaku tercinta. Kali ini bukan pulang dengan keriangan, tapi kesedihan. Sedih, ketika menyadari sang ayah tercinta terkulai lemas dalam sakitnya. Kepulanganku yang kujadwalkan hanya 3 hari ini, memang untuk menunjukkan bhaktiku sebagai seorang anak. Setidaknya berusaha ada di samping ayah, di saat-saat terberat yang kini sedang dilaluinya.
Kemarin pagi, saat aku masih terlelap dalam tidur lelahku, karena mabuk perjalanan yang kali ini membuatku trauma, sosok ayah mendatangiku, mengusap lembut wajahku, seraya berkata:
"Kamu nggak apa-apa, Nak? Khan ayah udah bilang, nggak usah pulang nggak apa-apa."
Hatiku sesak mendengar suara ayah. Ku raih telapak tangannya, lalu menciumnya dengan penuh rasa sayang.
"Ayah cepet sembuh ya."
Bisa dibilang aku memang anaknya yang paling dekat. Satu-satunya anak perempuan yang paling ia sayang. Ayah bukan hanya berperan sebagai orang tua bagiku, tapi juga teman tempatku menumpahkan semua cerita senang dan sedihku. Dan ketika melihat ayah yang terkulai lemas tak berdaya karena sakitnya ini, jujur aku merasa kehilangan sosoknya yang riang. Aku yang biasanya cuap-cuap cerita apa saja ke ayah, kini hanya bisa sejenak terdiam. Diam dalam kelunya bibirku sendiri.
Beberapa jam yang lalu, di ruang tengah.
Ayah, seperti biasa, tergeletak lemas di sofa depan tv. Selimut tebal menutupi tubuhnya yang meriang. Ibu masih berkutat dengan tugas-tugas kantornya. Sedangkan adek-adekku, duduk di sebelah ayah, dan aku, memandangi ayah dari sofa di seberangnya.
"Iing, selamat ulang tahun ya, mau minta kado apa??."
Suara ayah terbata-bata, mengucapkan kalimat demi kalimat yang seolah menusuk hatiku. Rasanya air mata ini sudah memenuhi pelupuk mataku, dan sebentar lagi akan jatuh. Sialnya suasana hati membuat bibirku kelu tuk berucap.
"Hmm, masih selasa kok, Be! Iing nggak minta apa-apa, pengen Babe cepetan sehat lagi, do'anya aja moga bisa ke Jepang, Amin. Nggak mungkin juga khan minta dicariin suami, haha.", Aku mencoba tertawa mencairkan suasana.
Bagiku, ultahku kali ini adalah ultah tersedih di sepanjang 21 tahun perjalanan hidupku. Hari ulang tahun yang setiap tahun hampir selalu aku lalui dengan orang-orang yang aku sayangi dan orang-orang yang menyayangiku, kini, dengan kelapangan hati, harus ku terima kenyataan bahwa aku melewatkannya sendirian.
Kalau saja bisa, pasti akan ku tukar separuh kebahagiaanku di umurku yang ke-21 ini dengan sembuhnya ayah. Karena kado yang terindah di ultahku yang ke-21 ini adalah kesembuhan ayahku tercinta. Sungguh, aku hanya minta itu, Ya Allah. Ku harap Engkau mengabulkannya. Kembalikan keceriaan keluarga kami.
Quotes of the day:
"Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi semenit, sejam, sehari ataupun setahun yang akan datang. Yang kita tau hanyalah kepastian yang kita dapatkan pada detik ini. Maka dari itu, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa membahagiakan ayah dan ibu. Berikan mereka cinta dan kasih sayang seperti yang telah mereka curahkan untuk kita."
Semoga kesempatan itu akan selalu ada^_^
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment