Dream. Wish. Love. Faith. and Fight. I Believe.. That's what life is all about..

Shinsekai, Osaka (Review Santai)

No comments


Barusan keliling-keliling Shin-sekai sampai ke Tsutenkaku Tower-nya juga. Daerah district tua Shin-sekai ini menurutku menarik sekali untuk dipelajari. Cukup kental unsur historisnya dan punya identitas unik sebagai district yang mencoba tetap mempertahankan identitasnya di tengah-tengah tekanan perubahan kawasan disekitarnya.


Link video Seasoning The Seasons Shinsekai, Osaka: A Town Guarded by a Tower
Nih saya kasih lihat penampakan Shin-sekai pas malem hari :)
Kalau ditinjau dari latar belakang pertama kali district ini berkembang di sekitar tahun 1910-an, yaitu saat dibangunnya Shinsekai Luna Park tahun 1912. Saat itu model areanya dibangun yang sebelah selatan kayak district di New York, terus yang bagian utara dibuat menyerupai Paris. Nah detail bangunan Tsutenkaku Tower yang asli juga mengadaptasi menara Eiffel di bagian atas sama arc de triomphe di bagian bawah pilar penyangganya. Towernya juga terhubung dengan cable car ke Luna Park. Pokoknya saat itu Tsutenkaku dan Luna Park ini jadi pusat hiburan dan tempat paling populer di Osaka, terus karena PDII akhirnya tahun 1943 menara ini kebakaran dan bajanya disumbangkan untuk keperluan perang. Luna Park juga akhirnya ditutup. Herannya karena didorong keinginan untuk mempertahankan simbol Kota Osaka, para tokoh Shin-sekai pada waktu itu menggagas pembangunan ulang Tsutenkaku Tower. Karena kurang dana akhirnya dibuatlah sistem sertifikat kepemilikan dengan cara menyumbangkan uang untuk pembangunan. Keren ya? Karena hal ini dan setelah mengamati banyak tempat cultural dan historis yang "diperdulikan" oleh mereka, saya akui masyarakat Jepang punya self awareness yang tinggi terhadap hal yang menyangkut nilai-nilai historis dan kebudayaan. Terutama yang mewakili identitas mereka sebagai bangsa yang berbudaya. 

Karena para tokoh penggagas tersebut, Tsutenkaku Tower yang baru, hasil dari pembangunan ulang, akhirnya bisa tetap kokoh berdiri hingga sekarang. Merujuk dari wikipedia: Saat ini kawasan Shin-sekai justru terkenal sebagai kawasan pinggiran. Banyak ditemui gelandangan di wilayah sekitar Shin-sekai ini. Ironisnya image-nya jadi beralih dari pusat keramaian paling populer di Osaka menjadi tempat paling berbahaya di Osaka. Katanya banyak orang asli Osaka sendiri yang nggak berani menginjakkan kaki ke daerah ini. Sampai-sampai disebut juga di Lonely Planet agar para visitor selalu waspada atau sebisa mungkin menghindari kawasan di sekitar Shin-sekai. Katanya sih itu karena kriminal jaman-jaman 1990-an, makanya sekarang banyak orang tua gelandangan yang menyebar di daerah ini. Denger-denger dari sumber lain kawasan ini juga pernah dikuasai Yakuza. Pantesan tadi pas keliling ada salah satu toko yang jual jaket ala-ala Yakuza kayak punyanya Makki My Boss My Hero. Wow! 

Terlepas dari bermacam penilaian terhadap Shin-sekai, bagi saya, mempelajari Shin-sekai itu seperti mempelajari keunikan Osaka dari sisi yang berbeda. Menutup review (santai) dari saya, semoga setelah ini nggak ditelpon-telpon terus sama ibu disuruh langsung pulang soalnya baru tau kalau hotel saya ternyata tinggal nyeberang jalan aja dari kawasan paling berbahaya di Osaka ini, wuakakaa, kalau bilang tempatnya bahaya pasti nggak bakalan diijinin.

Kenyataannya alhamdulillah aman kok, yang penting selalu waspada, berdo'a dan terjaga. Bisa jadi tempat paling berbahaya di Jepang itu bagaikan tempat paling aman di Indonesia, hahaa.. 
See you on the next learning while travelling experince ya! 

No comments :

Post a Comment