"Wish Coming True"

Dream. Wish. Love. Faith. and Fight. I Believe.. That's what life is all about..

List Film Terbaik Tentang Wartawan dan Fotografer

No comments


Akhir-akhir ini nggak tau kenapa aku lagi seneng-senengnya nonton film tentang wartawan atau fotografer. Terakhir sih nonton War Photographer-nya James Nachtwey. Habis itu jadi bingung gelibak-gelibuk karena kurang tontonan. Dibela-belain deh nyari beberapa referensi terkait film-film sejenis, dan akhirnya nemu juga. Yattaaa!! 
Berikut ini list beberapa film terbaik tentang wartawan dan fotografer. Aku urutin berdasarkan tahun rilisnya ya! :)

Film tentang wartawan:
Inside Story – 1939 
Foreign Correspondent – 1940 
Night Editor – 1946 
Deadline USA – 1952 
Front Page Story – 1953 
All The President’s Men – 1976 
Network – 1976 
Newsfront – 1978 
Under Fire – 1983 
The Killing Fields – 1984 
Salvador – 1986 
Broadcast News – 1987 
The Paper – 1994 
Up Close and Personal – 1996 
Welcome to Sarajevo – 1997 
The Insider – 1999 
War Photographer – 2001 
Live from Baghdad – 2002 
Shattered Glass – 2003 
Good Night and Good Luck – 2005 

Film tentang fotografer juga ada nih: 
NG Through The Lens 
NG The Photograper 
BBC The Genius Of Photography 
Robert Capa - In Love and War 
Isabel Ellsen - Self Potrait 
In Search of The Afgan Girl 
The Photograph 
Furimagination of diane abus 
The Caller 
Japanese Story 
Striking Poses 
Closer 
Henry cartier bresson 
Paparazi 
Ururu no mori no monogatari (A Tale of Ululu's Wonderful Forest) 
Journey 
Live from Baghdad 
Shattered Glass 
Triage 
No Man`s Land 
Renai Sashin (Love College, College of Our Lives) - versi lainnya Tada, Kimi Wo Aishiteru (Heavenly Forest) 

Sumber referensi antara lain dari:
Film Site, Internet Movie Data Base, All Movie, National Geographic, The New York Times, The Washington Post, YouTube, dll. 

So? 

Ada film yang bikin kamu tertarik buat nonton nggak nih?^_^

No comments :

Post a Comment

Resensi Film Dokumenter, War Photographer

1 comment

James Nachtwey - War Photographer
Peraih Academy Award Nominee (Best Documentary Feature)
"I have been a witness, and these pictures aremy testimony. The events I have recorded shouldnot be forgotten and must not be repeated." - James Nachtwey -
Film ini dibuka dengan kutipan dari Robert Capa yang berbunyi:
"If your pictures aren't good enough, you're not close enough".
Dirilis tahun 2001, War Photographer adalah film dokumenter dari seorang wartawan foto freelance yang bernama James Nachtwey. Karyanya sering muncul di majalah Time, kantor berita Associated Press dan media internasional lainnya. Dia telah memotret perang dan konflik di banyak negara, termasuk Indonesia. Ketangkasan dan kejeliannya dalam meliput perang dan konflik lalu menyajikannya dalam bentuk fotografi jurnalistik menobatkannya sebagai "The World's Most Famous War Photographer".
James Nachtwey
War Photographer menampilkan petualangan James saat memotret perang di Kosovo, Hamburg, South Africa, Palestine, New York (Tragedi WTC, 11 September 2001), Switzerland, konflik tumbangnya rezim orde lama - Soeharto di Jakarta dan diakhiri oleh scene saat ia memotret aktivitas para pekerja tambang di Kawah Ijen, Jawa Timur. Di Jakarta, tahun 1998, selain menjadi saksi tumbangnya rezim orde lama, James juga menyusuri beberapa tempat yang berada di bawah garis kemiskinan. Potret sarat pesan sosial seperti seorang bapak (hanya memiliki satu lengan dan satu kaki) sedang memandikan anaknya di tepi rel kereta api, seorang pengemis berkaki buntung di jalanan kota, dll ia dapatkan di sana. Melengkapi karya-karyanya yang memang fenomenal.





Tak banyak narasi di War Photographer, hanya sekelumit pandangan tentang sosok 'hebat' James di mata teman-teman dekatnya dan selebihnya adalah rekaman ketika James terjun langsung di TKP, memotret obyeknya dalam 'tekanan situasi'. Sedikit saja salah melangkah nyawa James taruhannya. Yang membuatku bergidik saat melihat War Photographer adalah ketika ditampilkan karya-karya James (James Nachtwey Testimony) di International Center of Photography yang berhasil mengaduk-aduk emosiku. Salah satu contohnya adalah potret tragis seonggok mayat dengan usus terburai keluar. Semua karya James berusaha menceritakan kepada dunia tentang apa yang ia lihat dengan matanya, seperti dikutip oleh The New York Times, 
"Startling, engrossing! See the world through Nachtwey's eyes". 
Menyaksikan 'keberanian' James atau bisa jadi 'kenekadan' James saat menghadapi situasi-situasi ekstrim yang hanya beberapa ratus meter di hadapannya membuatku berfikir mungkin urat ketakutannya telah putus.

Saat James berada di South Africa pada 1994, Ken Oosterbroek, South African Photographer dan dua jurnalis lainnya mati tertembak tepat di sampingnya. James dalam bahaya saat itu, karena setiap waktu ia berada dalam bidikan senapan, tapi James tetap tenang. Pacuan adrenalin dan ketakutan akan kematian bagi James adalah untuk merasakan bahwa ia masih hidup. 
"James at his best, in the most extreme situation. That's it. He keeps on pushing those limits".


Satu lagi yang menambah daftar kekagumanku pada sosok seorang James Nachtwey adalah kesederhanaan yang menjauhkannya dari title yang dimilikinya,"The World's Most Famous War Photographer". Berpenampilan casual, sedikit acak-acakan tapi apa adanya adalah ciri khas James. Hampir di semua scene yang ada di War Photographer penampilan James didominasi oleh t-shirt, jeans/celana cargo pendek, tas punggung, sepatu kets, dan tentunya nametag yang setia menggantung di lehernya. Soal perangkat kerjanya? Jangan ditanya lagi. Senjata pamungkas fotografer sekaliber James adalah 2 Canon T-90, wide angle atau lensa 50 mm dan 16-35 mm, tanpa flash, fitur 400 tmax film hitam dan putih dan sebuah Minolta lightmeter.


Aku kira setiap orang yang melihat karya-karya James Nachtwey pasti akan kehabisan kata-kata. Seolah membenarkan sebuah ungkapan yang cukup tenar di kalangan para fotografer,"Biar foto yang bicara". Sosok seorang James Nachtwey, dapat kita jadikan sebagai sosok fotografer inspirator yang mendorong kita untuk berkarya lebih baik lagi. Mereka mengajarkan kepada kita, seberat apapun tekanan situasi dan tantangan yang mengancam di hadapan kita, tak akan bisa menyurutkan keinginan untuk menghasilkan karya yang membuka mata dunia. 

Salam Jepret dan terimakasih^_^ 
- DeA Photography -

1 comment :

Post a Comment

DeA Photography, "Wisata Belanja Tugu", a Photo Story

No comments

No comments :

Post a Comment