"Wish Coming True"

Dream. Wish. Love. Faith. and Fight. I Believe.. That's what life is all about..

Belajar tentang Kehidupan dari Seorang Anak Kecil

No comments
 

Bagi saya setiap anak itu spesial. Mereka selalu punya karakter khusus, mengekspresikan apa yang mereka rasakan dengan cara polos dan unik yang kadang tak terpikirkan oleh pikiran orang dewasa. Maka ketika saya berkomunikasi dengan mereka, sebisa mungkin saya berusaha berbicara dengan "bahasa" mereka. Memposisikan diri sebagai seorang teman seumuran, menggali lebih dalam lalu kemudian memahami dan menanggapi apa-apa yang mereka utarakan. 

Hari ini saya dibuat terharu oleh Ilham, adek sepupu saya yang baru kelas 3 SD. Bermula dari cerita kesehariannya sewaktu di sekolah, tentang pelajarannya, temannya, nilai-nilainya di sekolah, sampai saat saya nyeletuk, "Pengen cilok nih, udah lama banget nggak makan cilok", cilok yang dijual di depan sekolahannya (yang dulu juga jadi sekolahan saya). Ia pun tertawa polos dan bilang kalau nggak ada cilok, adanya cimol atau pentol. Siapa sangka keesokan siangnya, sepulang dari sekolah di tengah jalan ia merengek minta dianter ke rumah saya, berlarian ke arah saya sambil menggenggam seplastik cimol seharga Rp. 4.000,00 yang ia beli dengan uang sakunya sendiri. Ia bilang, "Ini mbak aku beliin cilok, katamu pengen cilok". Saya yang bahkan sudah lupa kalau pengen cilok dibuat ternganga oleh kepolosan dan ketulusan anak kecil di hadapan saya ini. Bude yang jemput dia pulang bilang kalau tadi di jalan tiba-tiba Ilham minta dianter ke rumah saya, saat ditanya kenapa dia jawabnya "Mau ngasih cilok pesenannya mbak Iing". Uwow!! 

Rasanya saya dan anda para orang dewasa yang dibalik tindakan baiknya mungkin masih terselip "motif" harus lebih banyak belajar lagi tentang kepolosan, ketulusan, spontanitas dari anak kecil ini. Karena pelajaran hidup bisa kita dapat dari siapa saja khan? Dari seorang anak kecil sekalipun. Tinggal apakah kita bisa memaknainya atau tidak.

No comments :

Post a Comment

Lunar Eclipse..

No comments

Also joined to shoot and enliven lunar eclipse photo event this night. Although can't get the dramatic blood moon from here, still.. it's stunning, isn't it?

No comments :

Post a Comment

My Graduation Day

No comments

Alhamdulillah, sujud syukurku padaMu ya Allah atas segala berkah
Atas seribu impian besarku yang akhirnya terwujud satu-persatu
Menapaki jalan impian memanglah terjal dan berliku
Tapi atas kuasaMu.. apapun yang rasanya tak mungkin menjadi mungkin
2 tahun yang aku lalui di Jepang ini mungkin hanyalah sebatas rangkaian cerita dari secuil chapter hidupku
Namun Engkau telah tuliskan kisahnya dengan sangat indah

Semoga gelar dan ilmu ini barokah
Semoga kelak Kau wujudkan lagi seribu impianku yang selalu kututurkan padaMu Terimakasih Tuhan..
Terimakasih Jepang atas naunganmu selama 2 tahun ini: Kau biarkan aku menghirup udaramu, meminum airmu, berpijak di atas tanahmu, berlindung di bawah langitmu
Terimakasih sensei dan teman-teman lab.: atas pelajaran, pengalaman dan kenangan yang sungguh berharga untukku
Terimakasih atas Hoshino Labo Tunes CD dan messagenya.. 
Terimakasih semuanya.. sampai berjumpa di chapter impian selanjutnya
まった あした、Lassen Sie uns wieder treffen in Deutsch.. und es ist sicherlich!!!!!!

No comments :

Post a Comment

Sekeping Impian..

No comments


Teruntuk yang telah mengajarkanku tentang sekeping impian
Membekaliku dengan secercah harapan
Mengenalkanku dengan tempaan perjuangan
Sebagian dari impian yang terwujud 2 tahun ini, ada sekeping impianmu dan sekeping impiannya.. dan juga Tuhan yang telah menjadikannya nyata.. 

Dari sudut kamar kecilku di Kumamoto, Jepang
Ditemani senandung lagu Yui-Goodbye Days kesukaanmu
Serta seberkas memori saat aku melintasi barisan bambu di Arashiyama dan meresapi terpaan gerimis di Lake Biwa Aqueduct
Sekali lagi aku percaya.. bahwa setiap orang yang ditakdirkan hadir di kehidupan kita pasti mengajarkan sesuatu hal selama kita bisa memaknainya 

Tunas sudah perjalananku di Kyoto
Mewakilimu melihat langsung tempat-tempat yang selalu ingin kau datangi
Terimakasih atas titipan pelajaran hidup yang sungguh berharga
Terimakasih atas semuanya.. 
Selamat ulang tahun dan selamat menempuh hidup baru, Uda 
smile emotic

No comments :

Post a Comment

Hati

No comments

Beruntunglah mereka yang dianugerahi hati yang lembut
Sehingga selalu bisa memaknai dan meresapi dengan baik setiap kejadian-kejadian kecil yang mungkin tak akan bernilai suatu apapun di mata orang kebanyakan
Dan selalu menyadari bahwa setiap orang yang ditakdirkan hadir di kehidupan kita pasti menitipkan pelajaran hidup yang sungguh berharga
Karena segalanya dimulai dari hati
Selama kamu bisa merasakan dengan hatimu
Selama kamu selalu mengikutsertakan sepenuh hatimu dalam setiap sesuatu 
Maka pandanganmu terhadap sesuatu mungkin akan jauh berbeda
Mungkin kau akan jadi pribadi yang lembut
Menjadikan setiap kejadian yang melintas dalam hidupmu menjadi kejadian penting untukmu bisa terus belajar memaknainya
Menjadikan setiap orang-setiap moment bersamanya-setiap hal-hal kecil yang dilakukannya untukmu jadi tak ternilai harganya
Karena masih ada di luar sana, orang-orang yang tak pernah bisa menilai dengan hati, tak tersentuh, tak perduli, tak pernah bisa menghargai
Tak terketuk hatinya, baginya sebuah hubungan baik dengan orang lain hanyalah sebatas untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya yang selama ini memang selalu bisa terpenuhi 
Karena ia "berada" dan selalu "minta" dilayani, bukan hubungan yang terjalin antara hati dengan hati, seolah ia tak punya hati

No comments :

Post a Comment

Quotes from Dorama Voice, 2009

No comments



あした が おわれば、ぼくらはそれぞれ の みち を あるき だす、とも に なやみ、とも に わらい、とも に なえたひび、ぜんぶ おもにに かかえながら ぼくら は また あるき はじめる。


After tomorrow.. we'll all start walking on different paths.. the days we worried together, laughed together, cried together.. holding all of those memories in our hearts.. we will once again.. start walking (Voice, 2009)

No comments :

Post a Comment

Shinsekai, Osaka (Review Santai)

No comments


Barusan keliling-keliling Shin-sekai sampai ke Tsutenkaku Tower-nya juga. Daerah district tua Shin-sekai ini menurutku menarik sekali untuk dipelajari. Cukup kental unsur historisnya dan punya identitas unik sebagai district yang mencoba tetap mempertahankan identitasnya di tengah-tengah tekanan perubahan kawasan disekitarnya.


Link video Seasoning The Seasons Shinsekai, Osaka: A Town Guarded by a Tower
Nih saya kasih lihat penampakan Shin-sekai pas malem hari :)
Kalau ditinjau dari latar belakang pertama kali district ini berkembang di sekitar tahun 1910-an, yaitu saat dibangunnya Shinsekai Luna Park tahun 1912. Saat itu model areanya dibangun yang sebelah selatan kayak district di New York, terus yang bagian utara dibuat menyerupai Paris. Nah detail bangunan Tsutenkaku Tower yang asli juga mengadaptasi menara Eiffel di bagian atas sama arc de triomphe di bagian bawah pilar penyangganya. Towernya juga terhubung dengan cable car ke Luna Park. Pokoknya saat itu Tsutenkaku dan Luna Park ini jadi pusat hiburan dan tempat paling populer di Osaka, terus karena PDII akhirnya tahun 1943 menara ini kebakaran dan bajanya disumbangkan untuk keperluan perang. Luna Park juga akhirnya ditutup. Herannya karena didorong keinginan untuk mempertahankan simbol Kota Osaka, para tokoh Shin-sekai pada waktu itu menggagas pembangunan ulang Tsutenkaku Tower. Karena kurang dana akhirnya dibuatlah sistem sertifikat kepemilikan dengan cara menyumbangkan uang untuk pembangunan. Keren ya? Karena hal ini dan setelah mengamati banyak tempat cultural dan historis yang "diperdulikan" oleh mereka, saya akui masyarakat Jepang punya self awareness yang tinggi terhadap hal yang menyangkut nilai-nilai historis dan kebudayaan. Terutama yang mewakili identitas mereka sebagai bangsa yang berbudaya. 

Karena para tokoh penggagas tersebut, Tsutenkaku Tower yang baru, hasil dari pembangunan ulang, akhirnya bisa tetap kokoh berdiri hingga sekarang. Merujuk dari wikipedia: Saat ini kawasan Shin-sekai justru terkenal sebagai kawasan pinggiran. Banyak ditemui gelandangan di wilayah sekitar Shin-sekai ini. Ironisnya image-nya jadi beralih dari pusat keramaian paling populer di Osaka menjadi tempat paling berbahaya di Osaka. Katanya banyak orang asli Osaka sendiri yang nggak berani menginjakkan kaki ke daerah ini. Sampai-sampai disebut juga di Lonely Planet agar para visitor selalu waspada atau sebisa mungkin menghindari kawasan di sekitar Shin-sekai. Katanya sih itu karena kriminal jaman-jaman 1990-an, makanya sekarang banyak orang tua gelandangan yang menyebar di daerah ini. Denger-denger dari sumber lain kawasan ini juga pernah dikuasai Yakuza. Pantesan tadi pas keliling ada salah satu toko yang jual jaket ala-ala Yakuza kayak punyanya Makki My Boss My Hero. Wow! 

Terlepas dari bermacam penilaian terhadap Shin-sekai, bagi saya, mempelajari Shin-sekai itu seperti mempelajari keunikan Osaka dari sisi yang berbeda. Menutup review (santai) dari saya, semoga setelah ini nggak ditelpon-telpon terus sama ibu disuruh langsung pulang soalnya baru tau kalau hotel saya ternyata tinggal nyeberang jalan aja dari kawasan paling berbahaya di Osaka ini, wuakakaa, kalau bilang tempatnya bahaya pasti nggak bakalan diijinin.

Kenyataannya alhamdulillah aman kok, yang penting selalu waspada, berdo'a dan terjaga. Bisa jadi tempat paling berbahaya di Jepang itu bagaikan tempat paling aman di Indonesia, hahaa.. 
See you on the next learning while travelling experince ya! 

No comments :

Post a Comment

Grab Takoyaki at Dotonbori, Osaka

No comments

Yaaayy!! This is my very first wonderful sunset in Dotonbori Osaka. Enjoy these hot and delicious takoyaki while seeing a lot of people walking by is the best scene ever. I hear people talking in different language too, Tagalog, Chinese, Korea, and hey just now Italian TV program has interviewed me and I guess I'll be featured on TV soon

Let me continue my journey guys^^

No comments :

Post a Comment

Semangkuk Kitsune Udon

No comments

Jika waktu tak kasat mata
Jika waktu itu bernyawa
Mungkin hanya waktu yang tak mau tau perasaan manusia yang selalu dipermainkan olehnya

Ditulis dari sudut sepi Hanamaru Udon
Sambil bercengkrama dengan semangkuk kitsune udon
Membayangkan detik-detik kepulangan menjelang
Disini aku.. memutar kembali ingatan..

No comments :

Post a Comment

(Separuh) Cerita dari Negeri Sakura

1 comment
Berawal dari Impian
Jepang, siapa yang tidak terkesima dengan negeri yang tersohor ini. Negeri yang dikenal dengan tiga julukan sekaligus: Negeri Sakura, Negeri Matahari Terbit, Negeri Samurai. Setiap orang bebas memaknai Jepang, melabelinya dengan segudang julukan.

Jepang bagi saya adalah impian. Salah satu dari trilogi negeri impian saya setelah Arab Saudi dan Jerman. Impian yang secara sadar terus menggelayuti pikiran saya, seolah menuntut jawaban. Hingga suatu hari di tahun 2009, saya berikrar pada diri saya sendiri,“Entah seperti apa caranya, entah itu kapan, selama saya masih hidup, saya harus mewujudkan impian saya ke Jepang, lanjut kuliah atau jadi TKW sekalipun!.”  

Nyatanya Tuhan tak pernah ‘tidur’. Tiga tahun kemudian, di awal Oktober 2012, saat langit cerah Jepang bertaburan momiji musim gugur, Tuhan memeluk impian saya. Sebuah momentum telah mengubah hidup saya, membawa saya tinggal di Jepang selama dua tahun, sebagai mahasiswa master course salah satu universitas yang cukup ternama di Jepang dan sekaligus sebagai penerima beasiswa luar negeri.

Dan inilah (separuh) cerita saya di Negeri Sakura.
Inilah trilogi negeri impian pertama saya yang akhirnya terwujud.
Saya menyebutnya ashita, hari esok yang bersinar.

Lintasan Memori
Masih sering terlintas di ingatan saya ketika pertama kalinya saya menginjakkan kaki di negeri ini. Saat sepatu kets saya mengayunkan langkah perdananya keluar dari pintu kedatangan internasional Fukuoka Airport. Pagi itu, dari kaca jendela Kyushu Sanko Bus yang membawa saya melaju dari Fukuoka ke Kumamoto, sebuah montase dari negeri di salah satu titik di gugusan peta dunia sedang berusaha mendeskripsikan keelokannya melalui indera penglihatan saya. Gedung-gedung tinggi menjulang langit, berjajar rapi di kanan-kiri highway yang super mulus. Serapi jalur hijau pembatas jalan yang tertata membelah highway menjadi dua jalur berlawanan arus. Sepanjang jalan saya melihat deretan bangunan yang entah itu apa, didominasi warna cokelat muda.

Masih di suatu pagi di awal bulan Oktober, sambil memandang takjub dari balik kaca bus Kyu San Ko yang tak berjeda melaju, saya merasakan sesuatu membuncah, jauh di dalam hati saya. 

Kumamoto, Kotanya Kumamon
Inilah Kumamoto, kota tempat saya tinggal. Kota Kumamoto merupakan ibu kota Prefektur Kumamoto yang terletak di Pulau Kyushu, Jepang. Kota dengan luas wilayah 7.400km2 ini berpopulasi sekitar 737.000 jiwa. Dijuluki sebagai Hi no Kuni yang berarti “country of fire”, di wilayah Kumamoto terdapat Mount Aso yang terkenal dengan salah satu kaldera terbesar di dunia dan statusnya masih aktif hingga sekarang. Berkat Mount Aso dan kekayaan alamnya, Kumamoto juga dikenal sebagai “city of forest”, kota dengan sumber air bawah tanah yang jernih dan melimpah ruah.

Setiap kota di Jepang sepertinya punya karakter maskot kotanya masing-masing. Demikian juga dengan Kumamoto yang maskotnya dikenal dengan sebutan Kumamon. Kumamon adalah beruang hitam gendut dengan wajah ramah dan bulatan merah di kedua pipinya. Karakter Kumamon sungguh menggemaskan dan kamu bisa menemukannya dimana saja ketika kamu menelusuri Kota Kumamoto: dalam bentuk makanan, aksesoris, sebagai papan penunjuk arah, atapun terpajang sebagai efek hologram di jendela kaca sebuah kantor bank!. Kumamoto dengan Kumamonnya adalah konsep city branding yang sekaligus menumbuhkan sense of belonging masyarakat yang diaplikasikan dengan sangat menarik.
Kumamoto City
Kumamon  
  
Hologram Kumamon di bangunan bank

Kumamoto Castle dan Kawasan Downtown
Memasuki wilayah pusat Kota Kumamoto, bangunan Kumamoto Castle yang menjadi landmark kota terlihat menyembul gagah diantara kompleks perbelanjaan modern di sepanjang Kamitori-Shimotori. Kumamoto Castle merupakan satu dari tiga kastil utama di Jepang selain Himeji Castle dan Matsumoto Castle. Kompleks Kumamoto Castle terdiri dari beberapa tempat yang bernilai kultural dan historis, diantaranya adalah Kato Shrine, Hosokawa Gyobu Mansion, Kumamoto City Museum, Kumamoto Prefectural Museum of Art, serta Sakuranobaba Johsaien. Di dalam area kastil juga banyak terdapat taman botani tematik khas Japanese Garden dengan beranekaragam jenis tumbuhan. Deretan pohon sakura dan ginkgo rindang riang membingkai sang kastil, membuatnya menghadirkan dua sensasi suasana dramatis yang berbeda saat musim gugur ataupun semi. Di depannya, Sungai Tsuboi mengalir sejajar di sepanjang Naga-Bei, dinding batu 242 m yang membentengi area kastil. Melipir beberapa meter ke arah barat dari Umaya Bridge, sambil menyusuri Sungai Tsuboi lewat Naga-Bei Promenade, kita dapat ‘berkenalan’ dan berfoto dengan tokoh legenda Kota Kumamoto. Patung perunggu Kato Kiyomasa terlihat duduk tegap dengan baju besi lengkap ala samurai di sudut sebelah kanan Miyuki Bridge yang terletak tepat di depan kastil. Tanpanya Kumamoto Castle yang melegenda itu tak akan pernah ada dalam sejarah Kota Kumamoto.
Kumamoto Castle, salah satu kastil terindah di Jepang
Pose bareng Kato Kiyomasa
Sakura di Kumamoto Castle
Kato Shrine, kuil Shinto di dalam kompleks Kumamoto Castle
 
Sakuranobaba Johsaien

Bagi saya yang mengagumi keindahan alam, suasana aliran air Sungai Tsuboi yang mengalir jernih disepanjang Naga-Bei Promenade di area Kumamoto Castle ini secara alamiah mampu menciptakan sentuhan natural diantara geseran futuristik di sekitar kawasan pusat Kota Kumamoto. Adanya perpaduan antara warisan berabad masa lalu (area kastil) dan tawaran kemoderenan masa depan (kawasan shopping arcade) yang diaplikasikan dalam satu bingkaian pusat kota menjadikan kota ini sungguh unik sekaligus menarik di mata saya. Percayalah, kedua perpaduan itu seolah mengajakmu melintasi dua bentang dimensi waktu yang jauh berbeda hanya dalam sekejap mata memandang. Tapi tunggu dulu, semua itu belum seberapa menarik. 

Dari pertigaan jalan raya di seberang kastil, tram, bus kota dan kendaraan lain sibuk berbagi jalur. Kumamoto City Tram yang ‘sengaja’ didesain retro ini akan terlihat melaju dari dan ke arah kastil setiap selang waktu 10 menit, membelok ke Takashibashi (line A) atau Kami Kumamoto (line B). Aktivitas padat pejalan kaki atapun pesepeda juga banyak ditemui di jalanan sepanjang Toricoshuji-Suidocho yang cukup lebar luasan pedestriannya. Di Kumamoto, tak terkecuali di bagian wilayah Jepang yang lain, jalan kaki atau bersepeda hukumnya wajib. Utamanya di kawasan pusat kota, pemandangan orang menggerombol berjalan kaki atau pria pekerja kantoran memakai jas tapi bersepeda adalah hal yang biasa. 

Montase kawasan downtown Kumamoto
Shimotori Shopping Arcade
Nishi-Ginza Street, red district-nya Kumamoto

Keberadaan sarana ruang publik dan ruang terbuka hijau sebagai tempat relaksasi masyarakat dari kepenatan aktivitas harian dan juga sebagai penyeimbang ekosistem kota tampaknya juga sangat diperhatikan oleh Pemerintah Jepang. Di Kumamoto misalnya, area taman banyak bertebaran di setiap beberapa kompleks gedung perkantoran, contohnya Shirakawa Koen yang terletak bersebelahan dengan kantor polisi lokal. Taman yang paling terkenal di Kota Kumamoto adalah Suizenji Koen. Taman yang dapat diakses dengan tram line A dan B yang menuju ke arah Kengunmachi ini merupakan taman klasik khas tsukiyama Japanese Garden dengan miniatur Gunung Fuji, kolam ikan dan Inari Shrine sebagai atraksi penarik wisatawan.

Festival Mizuakari
Sewaktu musim gugur, di setiap awal bulan Oktober, festival tahunan Mizuakari selalu digelar di area taman dan sungai di sekitar Kumamoto Castle. Puluhan ribu lampion ditata diatas potongan bambu yang diukir ukiran cantik lalu dibiarkan mengambang bebas di sepanjang tepian Sungai Tsuboi. Selama dua hari festival, pusat Kota Kumamoto terasa lebih ‘bercahaya’ dan kian semarak. Beruntungnya, musim gugur tahun ini saya berkesempatan menyaksikan festival Mizuakari secara langsung dan berhasil mengabadikan biasan cahaya ribuan lampion dengan lensa kamera saya. Keesokan harinya, agenda Japanese Culture Experience Day: memakai kimono dan upacara minum teh yang dicanangkan oleh Kumamoto International Foundation (KIF) kemudian digelar. Saya, tentu saja tak mau ketinggalan dan turut berpartisipasi lagi tahun ini, untuk yang kedua kalinya.   

Festival Mizuakari dilihat dari Miyuki Bridge
Lampion-lampion lucu
Japanese Culture Experience Day

Semerbak Aroma Suasana di Negeri Empat Musim
Sejak kecil saya sering menerka-nerka, membayangkan bagaimana rasanya menjalani hari di negeri empat musim. Saya, yang sejak lahir ditakdirkan hidup di negara beriklim tropis, hanya pernah mencicipi teriknya matahari di musim panas atau guyuran hujan di musim hujan. Maka ketika tahun lalu saya untuk pertama kalinya melalui hampir empat musim di negeri sakura ini, rasanya seperti mimpi, serasa mencium semerbak aroma suasana yang sungguh berbeda.           
1.   Musim Gugur (Aki). Pertama kali sampai di Jepang, saya disambut semarak warna-warni pohon maple yang di Jepang lebih dikenal dengan momiji. Momiji ini hanya mempertontonkan perubahan warnanya di musim gugur sekali setahun. Perpaduan warna-warni: merah, kuning, oranye pada pohon momiji biasanya mulai bisa dilihat di beberapa wilayah di Jepang sekitar pertengahan September. Selain momiji, jenis pohon khas musim gugur lainnya adalah pohon ginkgo yang berwarna kuning keemasan dengan struktur batang tinggi menjulang seperti pohon cemara. Untuk bisa menikmati momiji dan ginkgo tepat di saat warnanya telah berubah sempurna, kalender perkiraan waktu autumn colors di seluruh penjuru Jepang dapat dijadikan sebagai acuan. Di area Kumamoto sendiri biasanya autumn colors dapat dinikmati antara pertengahan hingga akhir November. Lokasi yang paling tepat? Tentu saja di Kumamoto Castle dan Kumamoto Prefectural Office. Namun, tahun lalu saya mencoba pengalaman yang berbeda dengan mengagumi warna-warni menawan musim gugur dari Takaciho Gorge di Prefektur Miyazaki. Pengalaman musim gugur perdana saya yang sekaligus menjadi pengalaman eksplorasi kota pertama setelah Kumamoto. Menakjubkan! 

Daun pohon ginkgo
Autumn Colours di area Kumamoto Castle
3 warna dramatis musim gugur
Menyempatkan pose alay di Kumamoto University North Campus

2.   Musim Dingin (Fuyu). Memasuki bulan November hingga Februari, Jepang mengalami musim yang kedua yaitu musim dingin. Pada musim ini suhu harian rata-rata bisa mencapai 4-6º C. Nilai suhu spekulasi ini tergantung dimana lokasi kita berada di wilayah kepulauan Jepang. Di Mount Aso misalnya, titik suhu terendahnya bisa mencapai -2º C. Maka ketika saya bermain dengan salju dipos ke 5 Aso-san, meski belum berada di puncak, rasa-rasanya baju lima lapis plus jaket tebal yang membungkus badan tipis saya ini tidak berhasil membuat saya berhenti gemetaran dengan tangan mengenggam erat kairo (koyo penghangat). Bbbr, dinginnya sungguh tidak bisa terdeskripsikan.

Butiran putih halus yang berkilau itu bernama salju. Perlahan ia bertaburan seiring angin dingin yang merasuki sum-sum tulang. Kian lama kian menebal, dengan hembusan angin yang memekat membentuk formasi kabut. Deruannya terdengar mendayu dari daun telinga saya. Saat saya menjamah Mount Aso, sayangnya si salju belum begitu tebal. Hanya berhasil merambati setinggi 2-3cm dari telapak tanah. Harapan saya semoga siang nanti si salju akan menebalkan dirinya.

Meski saljunya masih terbilang tipis, jangan coba-coba mengambil resiko bermain salju dengan perut kosong atau kamu akan terserang kram perut. Untungnya Mount Aso menyediakan beberapa fasilitas termasuk restoran dan fasilitas lain yang menurut saya tidak wajar untuk ukuran sarana wisata pegunungan yang terletak di dataran tinggi. Inilah Jepang! Bagi Jepang sepertinya berlaku rumus: tak ada yang tak mungkin. Hotel, ryokan (penginapan khas Jepang), guest house, hingga spa yang melimpah karena keberadaan sumber air panas dapat ditemui hampir di setiap area pos. Sepaket mie udon, komplit dengan nasi, potongan lobak, acar, dll akhirnya tersaji di hadapan saya, hanya ¥ 600,perut kosong saya kembali terisi. Area pertokoan dikemas tradisional dengan stan-stan kayu. Berbagai imitasi makanan dipajang di etalase kaca lengkap beserta harganya, menggantikan daftar menu makanan yang biasanya ada direstoran-restoran. Akan banyak kamu temui suvenir berbentuk Kumamon di sana, selain Roasso, maskotnya Mount Aso.

Puas makan siang dan belanja suvenir untuk kenang-kenangan, main salju pun dimulai. Beberapa orang terlihat begitu asyik mendesain orang-orangan salju. Melihat tumpukan bola salju, saya justru berimajinasi menuangkan sirup aneka rasa di atasnya, minum es serut ukuran raksasa ooh alangkah lezatnya. Lempar-lemparan salju di kaki gunung juga tak kalah seru lho.     

di lereng Gunung Aso nan bersalju

3.   Musim Semi (Haru). Inilah musim yang paling saya tunggu-tunggu selama separuh masa petualangan saya di Jepang. Musim semi di awal bulan April, waktu bunga sakura mulai bermekaran. Musim yang hanya bisa dinikmati secara singkat karena masa mekar bunga sakura yang juga tergolong singkat, hanya sekitar seminggu sebelum kembali layu dan cuma mekar sekali waktu saja sepanjang tahun. Melewatkan mekarnya sakura tahun ini berarti harus menanti hingga tahun depan saat sakura mekar kembali.

Musim semi bagi masyarakat Jepang adalah musimnya hanami, piknik dibawah pohon sakura. Semua anggota keluarga berkumpul bersama, minum sake dan menikmati hidangan di bawah pohon sakura sambil memandangi bunga cantik berwarna pink itu. Bagi saya dan rekan-rekan PPIJ-Kumamoto, musim semi adalah waktu paling pas untuk mengadakan barbecue di taman tepi Sungai Shirakawa belakang kampus selatan Kumamoto University. Di tepi-tepi jalan yang membentang sejajar dengan sungai, deretan pohon sakura berjajar rapi. Ranting-rantingnya perlahan diusap angin, membawa semerbak kuntum bunga sakura bertaburan bebas di udara. Suasana makin terasa magis dan dramatis. Semua yang ada disana sekejap terbius, terkena candu kemolekan sang sakura. Rasanya tak perlu lagi beranjak ke Kumamoto Castle kalau di tepian Sungai Shirakawa dekat kampus saja sudah sedramatis ini. Ujung-ujungnya beberapa dari kami tetap pergi ke kastil karena didera rasa penasaran menyaksikan secara langsung bagaimana tradisi orang Jepang yang disebut hanami itu. 

Bunga sakura
Pengalaman perdana menyentuh sakura

4.    Musim Panas (Natsu). Sayang sekali, saya hampir tidak pernah merasakan sensasi musim panas selama di Jepang. Itu karena sejak awal musim panas tahun ini saya mengikuti sebuah program International Summer School di Seoul, Korea. Cerita musim panas di negeri sakura dilewati dulu ya.

Akhirnya (separuh) cerita telah dimaknai dan dibagi arti. Hanya tersisa (separuh) cerita lagi untuk segera diakhiri. Ditulis dari negeri dimana sakura masih menyembunyikan kemolekan kuntumnya, semoga (separuh) cerita ini menginspirasi. NB: Selamat menghidupkan impian! 

1 comment :

Post a Comment

Once in a Lifetime Journey..

No comments

"Once in a lifetime journey": beyond hundred places, feel thousand experiences, collect unforgettable memories.. 
2012-2014, all over Japan-Korea
Want to finish this faster so I can go back to where I used to be
A place where I belong to..

No comments :

Post a Comment

Hakekat Sebuah Perjalanan

No comments

No comments :

Post a Comment

Pertemuan dan Perpisahan

No comments
Setiap pertemuan bisa jadi adalah pertemuan terakhir
Begitu juga dengan perpisahan
Setiap perpisahan bisa jadi perpisahan terakhir
Meski kamu saat itu mungkin saja berkata, "Nanti ketemu lagi ya, di lain waktu, di lain kesempatan."

Tak ada yang tau waktu itu ada atau tidak
Tak ada yang bisa menebak apakah akan ada kesempatan di kemudian hari
Tak ada yang kuasa menghindar dari apa yang telah digariskan

Kata-kata itu bisa jadi hanyalah harapan-harapan kosong saja
Itulah kenapa aku selalu gemetaran di setiap pertemuan yang mungkin sekaligus menjadi awal dari perpisahan
Karena aku tak tau itu yang terakhir ataukah bukan
Karena aku tak pernah siap kalau misalnya itu untuk yang terakhir kalinya

Dan sekali lagi aku telah dipisahkan setelah dipertemukan.. oleh Tuhan
Apa mungkin tak bertemu justru jadi pilihan terbaik? 
Karena dengan tak bertemu tak perlu bertatapan
Tak perlu merasakan kehadiran
Tak terikat perasaan
Dan tak ada yang tercabut dari hati saat seseorang akhirnya.. pergi

No comments :

Post a Comment

Gie's Poem.. Let the Dead be Dead!

No comments

"Semua kenangan-kenangan yang manis terbayang kembali, dan aku sadar bahwa semuanya akan dan harus berlalu. Ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan tadi. Aku seolah-olah takut menghadap ke muka dan berhadapan dengan masa kini, dan masa lampau terasa nikmatnya. Tetapi aku mempunyai kesadaran yg teguh, bahwa Let the dead, be dead. There are men and women so lonely. They believe, God too is lonely." - Soe Hok Gie

No comments :

Post a Comment

The Sunset Myth..

No comments
Ada yang bilang senja itu romantis, dan hari ini aku membuktikannya. Di bawah naungan langit senja, aku dan "dia" duduk diam bersisian di pembatas jalan. Merekam moment selaksa senja dari celah viewvinder, bermain aperture, merangkai komposisi, luruh hanyut dalam imajinasi, hanya kamera kami yang bersuara.
Sekerjap senja berlalu, mengakhiri pertemuan ajaib kami. Aku dan "dia" yang pertama kali tak sengaja jumpa di suatu hari di kala senja, mungkin kelak akan lupa moment selaksa senja ini. Namun, jika ini salah satu scene dramatis dalam sebuah drama, tentu aku berharap Deva Mahenra yang jadi pemeran prianya. Lalu aku akan bertanya, "Suka motret juga ya? Boleh aku lihat hasil jepretanmu?". - The End -

No comments :

Post a Comment

Foto

No comments

"Foto itu media aku buat merekam hidup. Soalnya foto kan bisa mengingat kenangan lebih lama dari ingatan kita. Kamu nggak mau kan nanti kamu kehilangan kenangan terus nggak bisa nginget lagi soalnya udah tua." - Fila, Kata Hati 

No comments :

Post a Comment

Lensa Hati.. jiaaaahh :P

No comments

Seandainya hati ini kayak lensa kamera. Analoginya dia itu kayak AF-S NIKKOR 35mm f/1.8G yang lagi dibody-in di D7000, focal length-nya spesifik stuck segitu aja, nggak bisa dijauhin apalagi dideketin. Buat ngambil gambar harus orangnya yang maju-mundur nyesuaiin jarak. Udah gitu meski udah usaha ternyata ending hasil jepretannya malah nge-blur, susah difokusin. Jadi ya memang harus sabar "memfokuskan" sambil tetap maju-mundur nyesuaiin jarak itu tadi biar berhasil dapat jepretan yang fokus. Bukaannya kurang lebar sih.

No comments :

Post a Comment

Seberkas Cahaya

No comments

Pastinya akan ada seberkas cahaya yang terselip di antara penghujung untaian do'a 
Meski sekarang masih retak-retaknya saja yang terlihat oleh "indikator" mata manusia

"Anything is possible, even if only with 1-percent chance, we have to believe and we have to fight." - Lance Armstrong 


No comments :

Post a Comment

Moment

No comments

Mungkin kata-kata klise kalau bahagia itu sederhana ada benarnya juga
Sesederhana saat kita berusaha menikmati setiap momen apapun yang hadir di kehidupan kita
Resapilah momen demi momen, sebelum semuanya berlalu dan hanya menjadi sepenggal memori di penghujung hari

No comments :

Post a Comment

Sejenak Berhenti

No comments

Saat langkah kakimu mulai tertatih
Saat sinar harapan semakin memburam dihapus kenyataan
Saat hatimu terasa berat menahan buncahan
Di saat-saat itu
Mungkin kau hanya harus sejenak berhenti
Merapikan kembali lubuk hati
Merelakan yang semestinya pergi
Tapi ingatlah, kau tak akan pernah sendiri
Selama masih ada Tuhan di ujung jalan
Selama kau terus berusaha, percayalah, (semoga) akan ada harapan baru yang lebih bersinar di seberang jalan sana
Pengganti harapan-harapan yg sudah terlanjur memburam
Dan kau akan bisa melangkah lagi

No comments :

Post a Comment